Asalamualaikum wr.wb.
Salam hangat dan bahagia. Bertemu kembali dengan saya Devinta Agung Susanto, CGP angkatan 8, CGP angkatan 8 dari SD Negeri 4 Jambon Kabupaten Grobogan.
Berikut pengalaman saya selama mengikuti pembelajaran modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya lakukan. Model refleksi yang saya pakai adalah Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)/4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, Penerapan).
1. Peristiwa (Fact)
Di modul 3.2 ini, saya dibekali pengetahuan mengenai pengelolaan sumber daya dengan ABT (Aset Based Thinking). Kegiatan pengkajian LMS ini menggunakan Alur Merdeka. Diawali dengan Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi 1, Ruang Kolaborasi 2, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan diakhiri dengan Aksi Nyata.
Modul 3.2, Pada kegiatan alur Merdeka pertama, saya disajikan pada tema “Mulai dari Diri” yang memuat pertanyaan-pertanyaan reflektif sesi mulai dari diri antara lain:
Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut sebagai sebuah ekosistem? Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada hal-hal yang kelihatan. Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut, terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber daya yang ada? Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumberdaya yang ada di dalam dan sekitar sekolah? Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah memanfaatkan sumber daya sekolah? Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?
a. Diri sendiri
Dapat memaksimalkan kekuatan pada diri saya sendiri sebagai seorang pendidik dan pemimpin pembelajaran untuk mengelola sumber daya yang ada di sekolah.
b. Murid
Saya mengharapkan murid-murid menjadi lebih peduli pada lingkungan sekitar, mampu mengelola dan memanfaatkan, serta merawat lingkungan sekolah
c. Sekolah
Saya mengharapkan sekolah mempunyai sumber daya dan sarana prasarana yang lengkap supaya proses pembelajaran dapat berjalan maksimal.
Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan ada dalam modul ini?
Yang saya harapkan dari materi dalam modul ini yaitu cara-cara untuk memaksimalkan sumber daya yang ada di ekosistem sekolah dengan menggali manfaat yang semaksimal mungkin untuk pembelajaran yang lebih berpihak pada peserta didik. Selain itu, materi yang ada di LMS dan seluruh kegiatan modul ke depan karena sebelumnya saya telah melakukan literasi secara mandiri dari pengalaman yang dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang tidak disadari membawa alur pemikiran CGP berefleksi pada dirinya sendiri dan hal yang ingin dipelajari lebih lanjut. Tidak lupa akhir modul pertanyaan pemantik adalah harapan dan ekspetasi bagi murid-murid. Ketika mengungkapkan harapan dan ekspetasi bagi murid, hal ini sangat begitu emosional ketika saya menggantungkan asa dan harapan masa depan dengan perbaikan mutu pendidikan bagi murid-murid binaan saya.
Kegiatan selanjutnya adalah Eksplorasi Konsep tentang Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara tentang pembelajaran holistik dalam filosofi Pendidikan budi pekerti sebagai berikut: Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dengan diterapkannya program kurikulum merdeka (KURMA) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Program ini dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya. Harapannya proses penerapan ‘Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya' dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar. Pada hari Rabu, 27 September 2023 CGP mengikuti kegiatan diskusi secara daring di Rukol 3.2. Selanjutnya pada hari Jumat, 29 September 2023 melaksanakan presentasi atas hasil diskusi pada kegiatan sebelumnya. Adapun hasil/produk tugas kelompok tentang 7 Aset di Daerah untuk Sekolah dan poster pemetaan, saya unggah pada drive berikut.
Tugas Rukol 3.2
Poster Pemetaan Aset
Hari Senin s.d Selasa, 2-3 Oktober 2023 CGP berada pada alur kegiatan Demonstrasi Kontekstual yaitu menganalisis dari tayangan video praktik baik berupa narasi dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan BAGJA. Adapun hasil tugas analisis tersebut selain saya kumpulkan pada LMS juga saya unggah di kanal Youtube pada tautan berikut.
Tugas DK Modul 3.2
2. Perasaan (Feelings)
Pada awal sebelum mempelajari modul, masih merasa bingung dengan praktik pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Namun, setelah mengikuti alur eksplorasi konsep, ditambah, alur ruang kolaborasi. Saya menjadi jelas bahwa pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dapat menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Dengan mengidentifkasi aset atau modal yang dimiliki oleh sekolah dapat mewujudkan perubahan untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Selanjutnya saya merasa semakin tercerahkan, saat alur presentasi ruang kolaborasi, semakin paham bahwa jika pemimpin dalam pengelolaan sumber daya adalah sosok pemimpin yang mampu menggali kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh suatu komunitas dalam suatu ekosistem baik itu kekuatan yang berasal dari komponen abiotik maupun biotik. Seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan memiliki sikap yang optimis terhadap semua keadaan. Serta memandang setiap hal merupakan aset yang menjadi modal utama dalam mengembangkannya. 7 modal utama atau aset tersebut meliputi aset manusia, sosial, fisik, alam/lingkungan, finansial, politik, agama dan budaya.
3. Pembelajaran (Findings)
Dalam Modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya saya peroleh antara lain:
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah sosok pemimpin yang mampu menggali kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh suatu komunitas dalam suatu ekosistem baik itu kekuatan yang berasal dari komponen abiotik maupun biotik. Seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan memiliki sikap yang optimis terhadap semua keadaan. Serta memandang setiap hal merupakan aset yang menjadi modal utama dalam mengembangkannya.
Mengutamakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) dalam mengelola sumber daya. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas.
Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:
Modal Manusia
Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang. Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala. Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.
Modal Sosial
Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan ( networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat. Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama. Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.
Modal Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:
Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan. Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
Modal Lingkungan/alam
Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.
Modal Finansial
Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas. Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal. Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.
Modal Politik
Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas. Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, pelayanan kesehatan, pelayanan listrik atau air.
Modal Agama dan budaya
Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain. Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis. Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan. Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya. Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.
4. Penerapan
Dari modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang saya pelajari, saya akan melaksanakan implementasi di kelas sebagai seorang pemimpin pembelajaran akan mampu mengoptimalkan apa saja yang dimiliki oleh sekolah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat murid. Sedangkan implementasinya di sekolah adalah seorang pemimpin pembelajaran akan memanfaatkan atau mengidentifikasi aset-aset atau modal yang ada di sekolah untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program sekolah dan mewujudkan visi dan misi sekolah dengan berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah. Dan implementasi pada masyarakat sekitar adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya akan mampu menjalin kolaborasi yang baik dengan lingkungan sekitar sekolah demi kepentingan dan kemajuan sekolah Sebagai contoh adalah memanfaatkan aset yang ada di sekolah misalnya saja dalam Kelas Inspirasi, guru yang memiliki keterampilan, pengetahuan akan mendukung pengelolaan sekolah. Guru yang terampil menari, terampil di bidang IT, seni suara, keterampilan berkomunikasi, master of ceremony, seni menggambar, seni melukis, olahraga, dan lain-lain. Orang tua, dapat menjadi inspirasi, pembicara kelas orang tua, menjadi tokoh karir yang dapat memotivasi baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagai narasumber atau berbagi praktik baik melalui media sosial (youtube, Blog pribadi, telegram, dan lain-lain).