Assalamu'alaikum wr.wb.
Bertemu lagi dengan saya Devinta Agung Susanto, S.Pd.SD, M.Pd Calon Guru Penggerak Angkatan 8 dari SDN 4 Jambon Kec. Pulokulon Kab. Grobogan.
Pada jurnal dwi mingguan ini, saya menulis refleksi mengenai segala sesuatu yang saya alami selama mengikuti kegiatan pelatihan dalam program guru penggerak Angkatan 8. Harapan saya ke depan setelah bersama-sama belajar modul 2.1 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi, sebagai guru saya berharap memiliki pemahaman dan mampu mengupayakan dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
Dalam menulis jurnal refleksi kali ini, saya menggunakan refleksi kegiatan model “Segitiga Refleksi” yang akan saya jabarkan dalam poin-poin sebagai berikut :
A. Setelah pembelajaran minggu ini saya akhirnya memahami bahwa:
1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid yang mempertimbangkan 3 aspek dalam memetakan kebutuhan murid, yaitu : kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid.
2. Ada tiga strategi pembelajaran diferensiasi yang bisa kita lakukan berdasarkan tiga pemetaan kebutuhan murid di atas. Setelah kita mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, langkah berikutnya yaitu menentukan strategi diferensiasi yang ingin kita lakukan. Antara lain :
a) Diferensiasi konten yaitu ragam materi yang akan diajarkan kepada siswa berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajar siswa.
b) Diferensiasi proses yaitu skenario pembelajaran yang kita rancang supaya murid bisa memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari saat kita telah memetakan kebutuhan belajar murid tersebut.
Ada beberapa cara untuk menentukan diferensiasi proses, di antaranya :
• Melaksanakan kegiatan berjenjang
• Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan
• Membuat agenda individu
• Memvariasikan durasi waktu pengerjaan tugas
• Mengembangkan kegiatan pembelajaran berdasarkan profil belajar siswa
• Menggunakan kelompok yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan, dan minat siswa.
c) Diferensiasi produk yang mengacu pada tagihan apa yang kita harapkan dari murid sebagai hasil dari proses belajarnya, bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, perekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kita dapat melakukan diferensiasi produk dengan berbagai cara namun sama seperti jenis-jenis diferensiasi yang lainnya maka kembali lagi kita perlu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid kita terlebih dahulu. Mendeferensiasi produk meliputi dua hal : yang pertama, memberikan tantangan dan keragaman atau variasi, yang kedua memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
3. Lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi, yaitu :
• Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan disambut dengan baik
• Setiap orang di dalam kelas saling menghargai
• Murid akan merasa aman secara psikis dan fisik.
• Ada harapan dari pertumbuhan murid
• Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan murid
• Ada keadilan dalam bentuk nyata
• Guru dan siswa berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama.
4. Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilaksanakan jika terdapat komunikasi yang terencana dengan baik antara guru, orangtua, serta komite sekolah. Guru harus memperhatikan beberapa aspek dalam belajar dan pembelajaran.
5. Terdapat 3 jenis perspektif penilaian, yaitu :
• Assessment for learning: Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran, berfungsi sebagai penilaian formatif.
• Assessment of learning: Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. berfungsi sebagai penilaian sumatif
• Assessment as learning: Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.
6. Dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan yang sangat penting. Berikut ini adalah beberapa contoh strategi penilaian formatif, selain yang mungkin telah sering dilakukan guru dalam bentuk tes tertulis: tiket keluar,tiket masuk, berbagi 30 detik, nama dalam toples, refleksi, pojok pemahaman, strategi 5 jari.
B. Setelah pembelajaran minggu ini, akhirnya saya mampu untuk:
1. Memahami tentang makna konsep pembelajaran berdifrensiasi untuk bisa diterapkan di kelas dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar murid. Seperti yang sudah diterangkan di atas, bahwa Pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha penyesuaian proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu masing-masing murid.
2. Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar murid yakni yang mempertimbangkan 3 aspek kesiapan belajarnya, yaitu : kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid. Sebelum menyajikan kegiatan pembelajaran, hal yang perlu dilakukan guru adalah memetakan kebutuhan belajar. Hal ini perlu dilakukan guru agar kegiatan belajar yang dilaksanakan mampu mengakomodir kebutuhan belajar individu masing-masing murid, yaitu berdasarkan kesiapan, minat, serta profil belajarnya.
C. Perasaan saya setelah pembelajaran minggu ini adalah :
Merasa sangat senang dan bersemangat karena memperoleh materi baru, pemahaman baru yang memberikan inspirasi kepada saya untuk melakukan pembelajaran yang lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan murid yaitu dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Selama ini, saya sebenarnya sudah menjalankan pembelajaran berdiferensiasi tapi masih belum optimal karena belum mengetahui ilmu dan cara yang benar dalam mengaplikasikanya.
Saya belum sepenuhnya mampu mengakomodir kebutuhan belajar murid saya, sehingga setelah saya selesai menjelaskan materi pelajaran dan kemudian saya memberi tugas untuk mengukur kemampuan mereka, ternyata masih ada murid yang bingung karena belum memahaminya sementara yang lain sudah bisa. Tadinya saya mengira mungkin tugas yang saya berikan menurutnya terlalu sulit.
Adanya modul ini sangat membantu saya untuk merefleksikan kegiatan yang selama ini saya lakukan dan membantu saya untuk bisa merencanakan kegiatan pembelajaran yang berdiferensiasi. Diskusi yang saya lakukan di forum komunikasi, diskusi di LMS dengan teman-teman, pengajar praktik, fasilitator maupun di ruang kolaborasi juga membantu saya untuk lebih memahami materi dalam modul 2.1 ini. Dari kegiatan tersebut saya memperoleh pemahaman baru tentang pembelajaran berdiferensiasi dan selanjutnya saya tuangkan pada tautan drive dan kanal youtube berikut.
D. Setelah melakukan pembelajaran minggu ini, target saya adalah:
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang berdiferensiasi dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Sebelum RPP tersebut saya laksanakan di kelas, saya akan berkordinasi dengan sekolah terlebih dahulu dan meminta pendapat/saran dari rekan sejawat untuk belajar bersama dan memastikan RPP yang saya buat tersebut sudah sesuai dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi atau belum. Saran dan kritik yang membangun dari rekan sejawat saya akan sangat membantu saya untuk melakukan kegiatan mengajar yang lebih baik lagi.
Itulah sedikit pemaparan saya mengenai jurnal refleksi dwimingguan modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid.
Semoga apa yang saya tulis ini bisa bermanfaat dan menginspirasi bagi pembaca dan para guru semuanya.
Salam guru penggerak!
Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan
Wassalamu'alaikum wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar